GENRE DAKWAH DIGITAL USTAZ HANAN ATTAKI DI KANAL YOUTUBE
(HANAN ATTAKI OFFICIAL YOUTUBE) PADA MILENIAL
Abstrak
Ustaz Hanan Attaki berdakwah dengan memaksimalkan media Youtube. Konten dakwahnya dikemas dengan menarik dan kreatif. Metode dakwah yang digunakannya, banyak disukai anak milenial. Perkembangan digital yang pesat belum dimaksimalkan dengan baik oleh para Da’i untuk berdakwah. Banyak dakwah yang disampaikan secara monoton dan tidak menarik. Anak milenial lebih tertarik konten hiburan dan beauty vlog. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis genre dakwah digital Ustaz Hanan Attaki di konten YouTube-nya. Konten dakwah YouTube Hanan Attaki Official Channel banyak digemari kaum milenial. Hal ini didukung dengan jumlah subscriber sebesar 2,39 juta pada 28 oktober 2022. Dalam penelitian ini menggunakan teori genre (Branston and Stafford, cet. 2010: 74 - 96). Genre merupakan sebuah klasifikasi atau jenis dari film, ditinjau dari tiga aspek, Eskapisme, Verisimilitude, dan Repertoires of Elements. Dalam Islam mengenai eskapisme dapat disebut dengan mata’, Sementara Verisimilitude bisa dimaknai dengan kata amtsal, dan Repertoires of elements dalam al-Qur’an dapat dimaknai dengan kata zikra. Unsur eskapisme dalam konten dakwah ini menarik ditonton karena isu yang diangkat dekat dengan milenial dan penggunaan bahasa dan busana identik dengan milenial. Ustaz Hanan Attaki berhasil membawa agama yang sebelumnya terkesan elitis seolah hanya milik “orang-orang masjid” saja, menjadi sangat dekat dengan kelompok marjinal.
Referensi
Ali, M. (n.d.). Fungsi Perupamaan dalam Al-Quran. Tarbawiyah.
Ali, M. S. (1996). Atsal Al-Quran Al-Qalam. Banten: UIN Banten.
Aliyudin. (2010). Prinsip-Prinsip Metode dakwah menurut Al-Quran. Ilmu Dakwah.
Al-Qattan, M. K. (2013). Mabahits fi Ulumil Quran (Terjemahan Mudzakir Studi Ilmu-ilmu Quran). Bogor: Litera Antar Nusa.
Andi Faisal Bakti, M. V. (2014). Trendsetter Komunikasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang. Komunikasi Islam.
Annur, C. M. (2022, December 28). databooks. Retrieved from databooks.katadata.co.id: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/23/ada-2047-juta-pengguna-internet-di-indonesia-awal-2022
Arifin, F. (2019). Mubalig YouTube dan Komodifikasi Konten Dakwah. Al Balagh, Dakwah dan Komunikasi.
Bakki, M. F. (n.d.). Mujam Muhfarras.
Bakti, A. F. (2001). Multiculturalism in Indonesia: a Communication Prespective. Jamal Erline.
Boggs, J. M. (1992). Cara Menilai Sebuah Film (diterjemahkan oleh Asrul Sani). Jakarta: Yayasan Citra.
Element, T. R. (2022, December 26). Mcnah002. Retrieved from mcnah.wordpress.com: https://mcnah002.wordpress.com/2013/10/07/the-repertoire-of-elements-theory/, diakses pada 26 Desember 2022.
Hamka. (1988). Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Herlia, T. N. (2021). Personal Branding Ustaz Hanan Attaki di Media Sosial. Profesional FIS UNIVED.
Himawan, P. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Indonesia, D. (2022, December 28). Dataindonesia.id. Retrieved from dataindonesia.id.
Khan, H. I. (2001). Taan Mawar dari Timur (terjemahan Nizamuddin Sadiq). Yogyakarta: Putra Langit.
Maarif, N. H. (2017). Islam Mengasihi Bukan Membenci. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Mandzhur, I. (n.d.). Lisanul Arab. Bairut: Dar al Ma'rif.
MY, Y. (2015). Da'i dan Perubahan Sosial Masyarakat. Al-Ijtimaiyyah.
Nils, B. (2018). Genre Theory in: Action and Shane Black. Wiesbaden: Springer.
Nimmo, D. (2011). Komunikasi Politik: Komunikasi Pesan dan Media. Bandung: Rosda Karya.
Nuryadien, M. (2017). Metode Amtsal: Metode Al-Quran Membangun Al-Quran. Al-Tarbawi Al-Haditsah.
Shihab, M. Q. (2006). Wawasan Al-Quran tentang Zikir dan Do'a. Jakarta : Lentera Hati.
Social, W. A. (2022, December 28). We Are Social. Retrieved from wearesocial.com: https://wearesocial.com/uk/blog/2022/01/digital-2022-another-year-of-bumper-growth-2/
Stafford, B. a. (2010). The Media's Student Book, Fifth edition First Published. London: Routledge.
Utud, R. L. (2017). Menjadi Produser Televisi. Jakarta: Kencana.