Interpretasi Ayat-Ayat Double Burden Perempuan Perspektif Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman

  • Nafilah Sulfa IAIN Madura
  • Delta Yaumin Nahri IAIN Madura

Abstract

Peran ganda (double burden) perempuan adalah kondisi perempuan  dalam dua bagian domestik seperti, ibu rumah dan publik  salah satunya dalam bidang politik. Perempuan zaman pra Islam terbelenggu oleh budaya patriaki, adat istiadat yang mengakar pada masyarakat Arab pada waktu itu. Mereka bagaikan barang komoditi yang diperjual-belikan. Ketika Islam datang, kedudukan mereka mulai menjadi mulia, hal ini terbukti dengan tidak ada larangan perempuan untuk bekerja berkiprah dalam ranah publik. Namun salah satu faktor penyebab kaum perempuan mengalami bias (ketimpangan) gender sehingga mereka belum setara adalah interpretasi teks-teks agama yang bias gender. Selama ini penafsiran al-Qur’an didominasi ideologi patriarki sebab kebanyakan mufasir adalah kaum laki-laki, sehingga kurang mengahargai kepentingan kaum perempuan  terutama mufassir era klasik.  Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif metode tinjauan literatur, dengan mengaimat fenomena serta mengumpulkan data dan informasi dari berbagai literature relevan buku, teks dan sumber internet. A-Qur’an tidak secara langsung menyebut ayat-ayat double burden perempuan dalam al-Qur’an, tetapi ada indikasi al-Qur’an yang menyebutkan double burden dalam al-Qur’an itu sendiri seperti surah al-Qashas: 23. Melalui pendekatan hermeneutika Fazlur Rahman hasil dari kajian menyatakan bahwa surah al-Qashas: 23, salah satu surah yang tidak mempunyai asbabun nuzul, sehingga untuk melihat kondisi ayat pada waktu diturunkan harus memahami kondisi arab pada waktu itu. Oleh karena itu, surah al-Qashas: 23 ini merupakan syar’u man qabalana (syariat yag terjadi sebelum Nabi Muhammad), membolehkan perempuan bekerja dn berbaur dengan laki-laki, sehingga berdasarkan teori double movement jika diimpletasikan kepada zaman sekarang perempuan boleh berkarir berbaur denga laki-laki selama itu membawa manfaat, mafsadat dan kemaslahata. Tetapi ada etika yang harus diperhatikan oleh perempuan tersebut yakni izin suami serta menjaga kehormatannya.

References

Abdul Qadir, Faqihuddin. Qirâ’ah Mubâdalah. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019.
Affani, Syukron Tafsir al-Qur’an dalam Sejarah perkembangannya (Jakasrta: Prenadamedia Group, 2019
Alimin Mesra “Pesan Alquran Dalam Kerjasama Musa Dengan Syu‘Ayb Tentang Pengelolaan Bisnis” Al-Iqtishad: Vol. IV, No. 1,Januari, 2012.
Amin, Muhammad Konsep ‘darajah’ : Solusi Al-Quran dalam Mengatasi Beban Ganda Wanita Karier, Jurnal Bmas Islam Vol.9. No.II, 2016
Arni, Jani “Tafsir al-Tahrir wa al Tanwir Karya Muhammad Al-Thahrir ibn Asyur” Jurnal Ushuluddin, Vol. XVII, No. 1, Januari 2011.
Asriaty, “Wanita Karir Dalam Pandangan Islam,” Jurnal Al-Maiyyah, Vol. 07, No. 2 Juli-Desember, 2014
Biqismah, Farha “Makna Andâd dan Syurakâ’ dalam Tafsir At-Tahrîr Wa at-Tanwîr (Kajian Tematik)”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang 2018.
Darlis, “Feminisme Qur’ani: Tafsir Ayat Wanita Karir,”Musâwâ, Vol. 7, No.2 Desember, 2015.
Farida, Umma . Pemikiran dan Metode Tafsir Al-Qur’an Kontemporer. Yogyakarta: Idea Press, 2010.
Guntur Romli, Mohamad. Islam Tanpa Diskriminasi Mewujudkan Islam Rahmatan Lilalamin. Jakarta: Rehal Pustaka, 2013.
Halim, Abd. “Kitab Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir Karya Ibnu ‘Asyur dan Kontribusinya Terhadap Keilmuan Tafsir Kontemporer” Jurnal Syahadah, Vol. II, No. II, Oktober 2014.
Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman: Menuju Penetapa Hukum Bervisi Etis”,Ulul Albab 12, No. 2 (2011) 4,
Hidayati, Nurul “Beban Ganda Perempuan Bekerja (antara Domestik dan Publik),” Muwazah, Vol.7, No.2, Desember, 2015.
Hidayati, Nurul. Beban Ganda Perempuan Bekerja. (Antara Domestik dan Publik), Muwazah, Vol. 7, No. 2, Desember, 2015.
Ibn Āsyūr, Muḥammad at-Ṭāhir. Tafsīr at-Taḥrīr wa at-Tanwīr, Vol. 1 (Tūnisia: Dār al-Tūnisiyah li al-Nasyr, 1984
Ibnu, Ahmad Syuʽaib ibnu ᾉlî ibnu Sinân ibnu Bahr ibnu Dinâr. Sunan al-Nasâ’î, Juz 7-8 . Libanon: Dâr al-Fikr, 2009.
Intan, Salmah “Kedudukan Perempuan dalam Domestik dan Publik Perspektif Jender (Suatu Analisis Berdasarkan Normatifisme Islam),” Jurnal Politik Profetik, Vol.3, No.1, 2014.
Isna Rahmah Solihatin, “Konsepsi al-Quran tentang Perempuan Pekerja, Harkat: Media Komunikasi Islam tentang Gender dan Anak”, Vo1. 2, No. 2, 2017.
Maloko, M. Thahir “Partisipasi Politik Perempuan dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Hadis,” Al-Fikr, Vol.17, No.1, 2013.
Mi’raj, Cholij Muslimah Berkarir Telaah Fikih dan Realitas. Yogyakarta: Kudsi Media, 2004.
Muhammad Thanthâwî, al-Tafsîr al-Wasith li-al-Qur’ânil Karîm (Mathbâʽah al-Syaʽdha,1987
Mujahidin, Anwar. Hermenutika Al-Qur’an. Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2013
Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: LKiS Group, 2012.
Nasution, Harun Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan Jakarta: Bulan Bintang, 1996
Rahman, Fazlur. Islam and Modernity Tranformation Intelectual Tradition (Chicago: The University of Chicago Press
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1998.
Solihatin, Isna Rahmah “Konsepsi Al-Quran tentang Perempuan Pekerja dalam Mensejahterakan Keluarga” Harkat: Media Komunikasi Islam tentang Gender dan Anak, Vo1. 2, No. 2, 2017.
Subhan, Zaituna. Rekonstruksi Pemahaman Jender dalam Islam Agenda Sosio-Kultural dan Politik Peran Perempuan. Jakarta: el-Kahfi, 2002.
Susanto, Edi. Studi Hermeneutika Kajian Pengantar. Depok: Kencana, 2017.
Yenti. Endri, “Wanita Bekerja Menurut Islam: Analisis Gender,” Kafaah: Jurnal Ilmiah Kajian Gender, Vol.1, No. 1, 2011.
Zainul, A. Rafiq Mun'im, “Epistemologi Feminis Asghar Ali Engineer,” al-‘Adâlah, Vol. 14, No.1, Juni, 2011.
Published
2023-08-31
Abstract viewed = 803 times
How to Cite
[1]
Nafilah Sulfa and Delta Yaumin Nahri 2023. Interpretasi Ayat-Ayat Double Burden Perempuan Perspektif Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman. Al-Fanar : Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 6, 2 (Aug. 2023), 11-29. DOI:https://doi.org/10.33511/alfanar.v6n2.11-29.